21 November 2013

Mengapa bertanya mengapa?

Apakah di atas sana juga dibatasi oleh waktu?
Apakah ada fajar dan senja sebagai ambang hari?
Apakah ada bulan dan matahari sebagai simbol?
Apakah bising dan hening juga meramaikan suasana di sana?
Apakah masih ada ingatan tentang apa yang pernah dimiliki?
Apakah sudah terlalu betah di sana?

Mengapa tak pernah menyapa?
Di mana sapaan dalam mimpi yang seperti dulu?
Mengapa aku menanyakan mengapa?
Karena aku rindu.

Dalam tidurku ada rindu untuk bertemu.
Dalam tidurku ada harap untuk bersapa.
Dalam tidurku ada ingin untuk memeluk.
Dalam tidurku ada sedikit doa yang bercerita.
Dalam tidurku ada cita untuk bermimpi.
Dalam tidurku ada kenang yang mulai hilang.
Dalam tidurku ada rindu.

Kokok ayam menjadi obat kecewa,
menggantikan sesal dengan pasrah.
Hangat sinar mentari menjadi pelipur,
menggantikan harap rasa hangat dipeluk.
Pahit bercampur manis kopi pagi menjadi pelengkap,
menggantikan duka dan cita dalam hari.

Ada satu kala yang menyesakkan ingatan.
Ada janji yang belum ditepati.
Ada ucapan yang belum dilakukan.
Mengapa berucap, berjanji jika akan pergi dan tidak kembali?

Akan selalu ada pertanyaan mengapa,
karena aku rindu.

No comments: