19 May 2016

Ditelan Hujan.

Kuletakkan sementara logika,
Kumainkan sebuah ketika.
Sesapku meriuh di cangkir,
Biarkan pahit dibendung pikir.

Lalu lalang andai di hati,
Berhenti pada sebuah intuisi.
Melihat debu ditelan hujan,
Sesalku termakan jaman.

Senja tak membuatku rabun,
Janjimu mengajariku jatuh bangun.
Ucapmu berubah ragu,
Rintik di luar mencipta lagu.

Menunggu ketukmu pada pintu,
Kayu berubah jadi batu.
Dua cangkir kopi kuseduh,
Satu tetap utuh.

16 May 2016

Jeda

Awan melayang dengan kawanan,
Hujan turun dengan tanpa tujuan,
Air merindu menuju hilir,
Angin berdesir membuat semilir.

Ada kata belum diucap,
Ada perasaan belum diungkap,
Satu hati yang belum siap,
Tidak ingin rasa mendadak lenyap.

Cukup bahagiaku disimpan,
Sejenak denganmu kurasa aman,
Bak dayung dengan sampan,
Yang berdamping entah sampai kapan.

Kau membuat hujan laluku mereda,
Mengembalikan musik dengan nada,
Bersamamu tak butuh pertanda,
Denganmu kuhilangkan semua jeda.