29 October 2013

Kita.

Awan gelap mendung,
siaga untuk menumpahkan semua.
Kilat cahaya bergantian,
menemani air yang turun.
Derau suara yang disebut petir,
meramaikan suasana epic ini.
Kisruh ribut angin yang bertabrakan,
melengkapi gelapnya malam.

Temu kita sore tadi,
temu tanpa tatap.
Terima kasih pada Tuhan sang Juara,
memberikan anugerah yang disebut suara.
Terima kasih pada sang penemu,
suara kita dapat bertemu.
Ya, aku iri pada suara.
Iri pada suara kita, mereka bertatap,
mereka bertemu, tatap kita tidak.

Aku rindu tatapan matamu,
mataku haus tatapanmu.
Ceritaku membutuhkanmu,
ceritaku tanpa kamu, bukan cerita.
Cerita tentang kita, berjalan pincang.

Bukan, bukan tentang kamu saja,
juga, bukan, bukan tentang aku saja.
Tapi semua ini tentang kita,
ya, tentang kita.
Sekali lagi, tentang kita,
kita tanpa aku, bukan kita.
Apalagi kita tanpa kamu,
kata kita akan kehilangan makna.

Malam ini, jalanan basah,
basahnya riuh memantulkan bayang lampu.
Malam ini, udara dingin.
dinginnya menggeliat ditemani angin.
Malam ini, bertajuk sepi,
kapan kita berdua kembali menepi?

No comments: